Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Bissmillah inilah hasil karya penulisan akhwat rohis95

Ketika ajal menghampiri ku
Karya: Euis Purwanti & Heni Febriyani



Musim panas merupakan ujian yang sangat berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.
Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria. Di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda bepakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk di ujung kursi dekat dengan pintu keluar. Tentu saja dengan cara berpakaian seperti itu mengundang “perhatian” kalau bisa di bahaskan sebagai keprihatinan sosial.Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk di sampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya sesuatu yang tidak baik untuk dirinya. Di samping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu berbicara dengan hati-hati dan pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak berbicara terhadap anaknya.Apa respon perumpuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung dengan perkataan bapak tadi, lalu dia mengekspresikan kemarahannya karena ia merasa hak privasinya terusik. Baginya hak berpakaian merupakan hak prerogatif seseorang. 
“Jikalau bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, satu tempat di neraka Tuhan bapak !!!”
Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristigfar mendengar respon perumpuan muda itu.ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, mereka pun terdiam.
Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelehan dan terlelep dalam mimpi, tak terkecuali perumpuan muda tadi.
Lalu sampailah perjalanan dipenghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perumpuan muda tersebut yang terlihat masih tidur, karena posisi tidurnya berdekatan dengan pintu keluar.
“Bangunkan saja !!” kata seorang perumpuan.
“iya. Bangunkan saja !!” teriak penumpang lain.Gadis itu tetap bungkam, tak bergeming.
Salah seorang penumpang lain yang tadi duduk berdekatan dengan si gadis mencoba untuk menggerak-gerakan tubuh si  gadis agar posisinya berpindah. Namun, astagfirullah ! apa yang terjadi? Perumpuan muda tersebut bener-bener tak sadar lagi. Ia menemui ajalnya dalam memesan neraka.
Kontan seisi mikro bus berucap istigfar, kalimat tauhid serta mengumandangkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata di pipinya.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menentang Tuhan. Seandainya tiap orang menyadari hidupnya dapat berakhir setiap saat. Seandainya tiap orang takut bertemu Tuhannya dalam keadaan buruk. Seandainya tiap orang mengetahui kemurkaan Allah. Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbimg-Nya. Allah akan dekat dengan orang-orang yang selalu berusaha mendekatkan diri dengan-Nya.Dan mereka yang terlena dalam kenikmatan duniawi seharusnya segera sadar, selagi  Allah masih memberikan kesempatan.

Apakah booking tempatnya terpenuhi di dalam sana??
Wallahu a’lam


»»  Baca Selengkapnya...