MIRACLE OF QUR'AN : KADAR AIR HUJAN

Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;

"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al Qur'an, 43:11)

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini,..
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
»»  Baca Selengkapnya...

MIRACLE OF QUR'AN : LANGIT DAN BUMI DAHULU BERSATU ?

    Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:

    "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)


Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.


     Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.

     Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.


Source : Hamba Allah
»»  Baca Selengkapnya...

CINTA ALLAH TERHADAP HAMBA-NYA

RENUNGKAN LAH. !!!
Mengapa kita sering merasa malas dan berat dalam melaksanakan ibadah dan amal-amal soleh? Jawabannya adalah karena tidak adanya rasa cinta dalam hati kita terhadap Allah SWT. Cinta adalah merupakan motivasi dan enerji yang sangat penting dalam mendorong seseorang untuk patuh dalam melaksanakan suatu perintah, atau mencegah suatu larangan.

Untuk dapat menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah SWT kita harus mengenal dulu tentang cinta Allah kepada kita sebagai hamba-Nya.

Cinta Allah Terhada Hamba-Nya dalam Al-Qur’an

Allah berfirman:
“ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamaNya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (5:54)

Dalam ayat diatas kita lihat Allah mendahulukan cinta-Nya kepada hambanya daripada cinta hamba-Nya terhadap-Nya. Padahal Allah SWT sendiri tidak memerlukan untuk mencintai hamba-Nya atau dicintai.

Cinta Allah Terhadap Hamba-Nya Dalam Hadith Qudsi

Dalam Hadith Qudsi Nabi (S) bersabda bahwa Allah SWT berkata: “Kalau Allah SWT mencintai seorang hamba, maka beliau memanggil Jibril. “O Jibril! Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia. Lalu Jibril memanggil penghuni langit. “Wahai penghuni langit! Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia. Lalu penghuni bumipun mencintainya”

Siapakah Diantara Manusia Yang Dicintai Oleh Allah itu?

1. Attawabin Orang-orang yang bertaubat (2:222)
2. Almutatohirin Orang-orang yang suka bersuci (2:222)
3. Al-Muqsitin Orang-orang yang adil (5:42)
4. Al-Mutaqin Orang-orang yang taqwa (3:76)
5. Al-Muhsinin Orang-orang yang suka berbuat kebaikan (3:134)
6. Al-Mutawakilin Orang-orang yang bertawakal kepada Allah (3:159)
7. As-Sobirin Orang-orang yang sabar (3:146)

KETINGGIAN CINTA ALLAH

Dalam Hadith Qudsi Nabi bersabda bahwa Allah (SWT) berkata
“Sesungguhnya antara Aku dan hamba-Ku terdapat berita yang besar:
Aku menciptakan (mereka) tapi mereka menyembah yang lain
Aku Yang memberi rizqi (kepada mereka) tapi mereka malah berterima kasih kepada orang lain
Kebaikan-Ku mengucur terus kepada mereka, tapi mereka malah membalasnya dengan kejelekan
Aku mendekatkan diri-Ku kepada mereka (agar mencintai-Ku), tapi mereka malah menyambutnya dengan dosa-dosa (yang membuat-Ku benci), padahal mereka sangat perlu pada-Ku.
Orang-orang yang senang berzikir, adalah orang-orang suka pada majlis-Ku (berkumpul dengan-Ku). Maka barangsiapa yang ingin selalu hadir dimajlis-Ku, hendaklah dia menbanyakan zikir.
Orang-orang yang ta’at pada-Ku, adalah orang-orang yang Aku cintai
Orang-orang yang suka berbuat ma’siat tidak akan Aku putuskan harapannya (untuk kembali pada-Ku)
Seandainya mereka kembali (bertaubat) pada-Ku, maka Aku adalah kekasih mereka
Barangsiapa yang datang pada-Ku dengan bertaubat maka Aku akan sambut mereka dari jauh
Barangsiapa yang berpaling dari-Ku, Aku akan panggil mereka dari dekat.
Aku berkata pada nya: Mau kemana kamu pergi? Apakah kamu punya tuhan selain Aku?
Satu amal kebaikan Aku balas dengan sepuluh pahala
Sedangkan suatu amal yang buruk aku balas dengan satu kejahatan, atau Aku ampuni.
Demi kemegahan dan keagungan-Ku kalau mereka memohon ampun pada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya”

Disini kita lihat bagaimana Allah mencurahkan rasa cintanya dan rahmatnya kepada hambanya?

Memang tidak aneh kalau seorang hamba mencari-cari untuk dicntai oleh tuannya, tapi yang aneh justru tuannya yang mecari-cari perhatian untuk dicintai oleh hambanya, padahal dia tidak perlu dengan cintanya itu. Yang berbuat demikian itu hanyalah Allah SWT.

UNTUK MENUNJUKKAN RASA CINTANYA, ALLAH TURUN KELANGIT PERTAMA SETIAP MALAM

Nabi (SAW) bersabda: “Apabila sepertiga malam tiba, maka Allah turun kelangit pertama (sesuai dangan keagungan-Nya). Lalu memanggil (hamba-Nya):
Adakah orang yang mau bertaubat? Aku akan menerima taubatnya
Adakah orang yang minta ampun? Aku akan mengampuninya
Adakah orang yang memerlukan sesuatu? Aku akan penuhi keperluannya
Hal seperti itu dilakukan oleh Allah setiap malam”

Memang kita sebagai hamba-Nya kadang-kadang keterlaluan. Bukankah kita sering mengabaikan uluran tangan Allah SWT itu? Kita tetap saja tidur nyenyak, seolah-olah kita tidak perlu pada-Nya. Jangankan menyambut panggilan Allah pada saat itu, malah kita sering mengabaikan perintah-Nya yang wajib, yaitu salat Subuh. Kita tidak malu padaNya, subuh kesiangan terus. Tapi Dia tetap menyediakan semua yang kita perlukan ketika kita bangun. Anggota badan kita tetap berfungsi, sehat afiat, air tersedia, matahari terbit seperti biasa, makanan dan minuman mudah didapat dsb.

KENAPA ALLAH MENCINTAI HAMBANYA SEDEMIKAN RUPA?

Biasanya apa yang kita ciptakan dengan tangan kita sendiri, kita mencintainya. Tulisan yang kita tulis dan dimuat di majalah atau surat kabar atau dicetak dalam sebuah buku, pasti kita mencintainya. Demikan juga anak kita yang baru lahir mesti kita mencintainya.
Begitulah juga halnya dengan Allah, karena Dia yang menciptakan maka Diapun cinta akan ciptaannya.
Allah berfirman: “
"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" (7:.12)

“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”(15:29)

APA TANDA-TANDA KECINTAAN ALLAH TERHADAP HAMBANYA DI DUNIA INI?

Diantara tanda-tanda cinta Allah terhadap hamba-Nya adalah sbb:

1. Tidak Cepat-Cepat Menurunkan Siksaan
Sengaja Allah SWT menunda-nunda siksaan terhadapa hamba-Nya yang berbuat dosa sebagai tanda cinta-Nya dan untuk memberikan kesempatan kepada hamba-Nya agar segera bertaubat.
“Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (16:61)

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (35:45)

2. Allah Menerima Tobat
“Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya lah kembali (semua makhluk). (40:3)

3. Satu Kebaikan Dibalas Dengan Sepuluh Pahala
“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (6:160)

4. Amal sedikit dibalas dengan imbalan pahalan yang besar
Misalnya:
a. Puasa pada hari Arafat menghapuskan dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang
b. Puasa Ashura (10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang silam
c. Barangasiapa membaca “Subhanallah” 100X dalam sehari Allah akan mengampuni dosanya maskipun sebesar buih dilautan
d. Seorang suami yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian melakukan qiamul lail (salat malam) akan dihujani dengan rahmat Allah SWT.
e. Barangsiapa yang berkata malam dan siang
“Aku rela Allah sebagai tuhanku Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulku”
Maka dia akan mendapatkan keridhaan Allah pada hari itu

f. Barangsiapa yang membaca doa berikut ini 3 kali dipagi hari dan dimalam hari, maka tidak akan terkena gangguan apapun pada hari itu.

“Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatupun dilangit dan dibumi dapat menggangunya/mencelakakannya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

g. Barangsiapa yang membaca do’a berikut ini setiap hari 3X, lalu dia mati pada hari itu maka dia akan menjadi penghuni syurga

“Allahumma Anta Rabbee, Laa ilaha illa anta Khalaqtanee Wa Anaa Ab du ka Wa Anaa ala Ahdika wa wa’dika mas tato’tu Auzu be ka min sharri maa so na’to Abu’u laka be ne’ matika alay ya Wa Abu’u be zan bee, fagh fear lee Fa in na who la yagh feru zunuba illa anta..
“O Allah you are my Lord There is no god but You You created me and I am Your servant And I am trying my best to keep my oath (of faith) to You
I seek refuge in You from my greatest-evil deed And I acknowledge Your blessing upon me And I acknowledge my sins So forgive me. For none but You can forgive sins (Read 3times every day)

5. Allah Menenangkan Hamba-Nya Dengan Ketetapan Rahmat-Nya
“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman. 6:12

“Sesungguhnya Allah SWT telah menuliskan dibawah Arash bahwa Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku” Hadith

“Allah menghendaki kemudahan, dan tidak menyukai kesulitan” (2:185)

Setelah peperangan Uhud dimana kaum muslimin dikelilingi dengan kesedihan karena kalah perang, Rasulullah terluka, Hamzah dan 70 shahabat lainnya gugur, tiba-tiba Allah menghibur mereka dengan menurunkan ayat berikut ini:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (3:140-141)

6. Allah Mempersiapkan Syurga Oleh Diri-Nya sendiri.
“Aku telah mempersiapkan untuk hamba-Ku yang soleh suatu Syurga dimana mata tidak pernah melihatnya, telinga tidak pernah mendengarnya, dan tidak pernah terlintas dalam hati atau pikiran (bagaimana indahnya syurga itu).” Hadith.

7. Nama-nama Allah Yang Indah (Jamal) Melebihi Nama-nama-Nya Yang Gagah
Seperti Arrahman (Maha Pengasih), Alwadud (Maha Sayang), Al-Ghafur (Pangampun) , Attawab (Penerima tobat), Assobur (Maha Sabar), Al-Halim (Maha Panyantun) dsb.

8. Allahlah Yang Memohon Kita Untuk Berdo’a Kepada-Nya
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". (40:60)

9. Allah SWT Menjamin Kehidupan Kita Didunia
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz) (11:6)

10. Membuat Kita Orang Yang Mendekat Keagama
“Sesungguhnya Allah SWT memberi dunia kepada yang suka dan yang tidak suka. Namun Dia tidak memberi agama kecuali kepada yang suka. Barangsiapa yang diberi agama, maka berarti dia telah dicintai oleh Allah” (Hadith).
Maksudnya kalau tiba-tiba kita merasa dekat dengan agama, rajin solat, rajin hadir majlis ilmu itu merupakan tanda akan kecintaan Allah (SWT) kepada kita. Maka kita harus memanfaatkan momentum itu dengan sungguh-sungguh, sebelum syaitan datang mengganggu kita.

11. Menjadikan Kita Senang Mempelajari Agama
Termasuk tanda kecintaan Allah kepada kita adalah apabila kita merasa senang memperdalam ilmu agama. Nabi (SAW) bersabda: “Apabila Allah SWT menyenangi seseorang maka dibuatnya dia senang memperdalam agama”

12. Allah Mengajarkan Kita Untuk Lemah lembut
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (3:159)
Misalnya seorang ayah yang bisanya kasar dan bengis tiba-tiba menjadi lemah lembut.

13. Allah Memudahkan Keta’atan
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (286)
Semua perintah Allah sesungguhanya mudah untuk dilaksanakan, karena Dia tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuanya. Hal itu merupakan tanda akan kecintaan-Nya terhadap hamba-Nya.

14. Allah Menciptakan Suasana Yang Membuat Kita Mati Dalam Husnul Khatimah
“Apabila Allah mencintai seseorang maka Dia membuatnya mudah untuk berbuat segala amal soleh ketika ajalnya sudah dekat, sehingga tetangganya (dan orang disekitarnya) mengetahuinya”


KALAU ALLAH MENCINTAI HAMBANYA, KENAPA KADANG-KADANG MEREKA DITIMPA COBAAN DAN MUSIBAH?

Jawabannya adalah:

a. Kadang-kadang musibah atau cobaan itu untuk membuat seseorang sadar dari ma’siat yang selama ini dilakukannya

b. Kadang-kadang untuk meningkatkan derajat seseorang diakhirat nanti

c. Kadang-kadang untuk memperingatkan seseorang akan ni’mat yang selama ini diberikan oleh Allah SWT dan dia tidak menyadarinya. Baru ketika ni’mat itu hilang dari tanganya dia sadar akan kebesaran ni’mat itu.

d. Kadang-kadang agar dia menyadari akan realita kehidupan dunia yang fana ini, bahwa tidak ada kebahagian yang sejati. Sehingga akhirnya dia rindu akan kehidupan akhirat.

e. Kadang-kadang untuk menguji seseorang apakah dia ridho dengan ketetapan Allah SWT dan kebijaksanaan-Nya atau tidak.?

f. Kadang-kadang agar seseorang yang ditimpa musibah atau cobaan itu masuk syurga tanpa dihisab lagi karena kesabarannya. “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa dihisab lagi (39:10)

g. Kadang-kadang untuk menghapuskan dosa seseorang. Karena apapun penderitaan yang menimpa seorang mu’min-meskipun hanya duri yang mengena jari tangannya- akan diberi pahala (dan manghapuskan dosa)

h. Dsb.

Itulah uraian tentang diantara tanda-tanda kecintaan Allah kepada kita. Mari kita renungkan agar kita timbul kesadaran dalam diri kita, sehingga nantinya insha Allah akan tumbuh benih cinta dihati kita terhadap-Nya. Kalau cinta sudah bersemi dihati kita maka pasti kita akan merasa mudah dan ni’mat dalam melaksanakan perintah-Nya.
»»  Baca Selengkapnya...

Perempuan Tidak Berasal Daripada Tulang Rusuk Pria

Kita sering mendengar cerita bahawa Hawa diciptakan daripada tulang rusuk Adam. Sehingga terdapat ungkapan yang mengatakan wanita dijadikan daripada tulang rusuk supaya yang dekat dengan hati dan supaya sering didampingi serta diingati dan bermacam-macam lagi. Begitu juga, hampir semua kitab-kitab tafsir menyebutkan kisah penciptaan Hawa dan menjadi asas kepada ulama tafsir ketika menjelaskan maksud ayat pertama surah al-Nisa’. (Sila lihat Tafsir at-Tabari, Tafsir al-Baidhawi, al-Kahzin dan lain-lain)

Kenyataannya ialah tidak ada satupun ayat al-Quran dan Hadis Rasulullah s.a.w. yang jelas menyebutkan hakikat kejadian Hawa. Al-Quran tidak menyebutkan Hawa dicipta daripada Adam tetapi manusia itu dicipta daripada jiwa yang satu. Apa yang disebutkan di dalam al-Quran ialah manusia itu diciptakan daripada jenis yang sama dengannya juga. Seorang manusia tentunya ibu bapanya manusia juga bukan makhluk yang lain.

Abu A`la al-Mawdudi menulis komentar bagi ayat pertama surah al-Nisa’ ini: “Umumnya para pentafsir al-Quran menyebutkan Hawa dicipta daripada tulang rusuk Adam dan Bible juga menyebutkan perkara yang sama. Kitab Talmud pula menambah bahawa Hawa diciptakan daripada tulung rusuk Adam yang ketiga belas. Tetapi al-Quran tidak menyentuh langsung perkara ini dan hadis-hadis yang dipetik untuk menyokong pandangan ini mempunyai makna yang berbeza dari yang sering difahami. Oleh itu, perkara yang terbaik ialah membiarkan perkara yang tidak dijelaskan seperti yang terdapat dalam al-Quran dan tidak perlu membuang masa bagi menentukan perinciannya.” ( The Meaning of The Quran, jil. 2 hal. 94)

Menurut al-Mawdudi, hadis-hadis Rasulullah s.a.w. tidak menyatakan perkara yang sebagaimana yang tersebar dalam   masyarakat Islam iaitu sebenarnya tidak ada satupun hadis baginda s.a.w yang menerangkan asal- usul kejadian Hawa.

Kaedah yang sebenar ialah tidak perlu memberatkan diri dalam menentukan perkara yang Allah s.w.t. tidak menyatakan dengan terang dan jelas. Contohnya, apabila Allah s.w.t. menyebutkan cerita tentang bahtera Nabi Nuh tidak perlu bagi kita untuk menentukan apakah saiz dan kapasitinya atau bahan buatannya. Perincian itu bukan menjadi maksud penurunan al-Quran. Apa yang penting ialah menjadikan peristiwa tersebut sebagai iktibar dab pengajaran. Dengan kata lain, al-Quran bukan kitab sejarah atau sains tetapi kitab yang memberi panduan hidup kepada manusia supaya selamat di dunia dan akhirat.

Dalam hal ini Shah Waliyullah menyebutkan dengan jelasnya. Kata beliau ketika mengulas kisah-kisah yang diceritakan oleh al-Quran: “Bukanlah maksud cerita-cerita di dalam al-Quran untuk mengetahui cerita itu sendiri. Maksud sebenarnya ialah  supaya pembaca memikirkan betapa bahayanya syirik dan kemaksiatan serta hukuman Allah hasil dari perbuatan syirik  itu  di samping menenangkan hati orang-orang yang ikhlas dengan tibanya pertolongan dan perhatian Allah kepada mereka” (al-`Fawz al-Kabir Fi Usul al-Tafsir, hal. 138)


Mengapa Berlaku Kekeliruan Tentang Kejadian Hawa Ini?

Ada beberapa faktor mengapa berlaku kekeliruan dalam memahami makna sebenar ayat ini:

1. Berpegang Dengan Riwayat Israiliyyat

Fasal yang kedua di dalam Sifr al-Takwin menyebutkan Hawa diciptakan daripada tulang rusuk kiri  Nabi Adam ketika baginda sedang tidur. (Tafsir al-Manar, jil. 4, hal. 268.)  Disebabkan ada riwayat dalam kitab-kitab yang dahulu, ahli-ahli tafsir terus menganggap ia sebagai sokongan atau pentafsiran kepada al-Quran. Bagaimana mungkin ayat al-Quran ditafsirkan dengan riwayat Israiliyyat walhal penurunan kitab-kitab nabi terdahulu lebih awal lagi daripada al-Quran. Sepatutnya, kitab yang turun kemudianlah yang menjelaskan kitab-kitab yang terdahulu.

Hadis berkenaan perkara ini mempunyai beberapa versi. Antaranya ialah;

1.         Perempuan itu diciptakan daripada tulang rusuk
2.         Perempuan seperti tulang rusuk.
3.         Perempuan adalah tulang rusuk.
  
2. Mengkhususkan Keumuman Hadis Tanpa Nas Yang Jelas

Antara kesilapan dan kekeliruan ialah mengkhususkan lafaz hadis yang menyebut perempuan kepada Hawa. Hadis-hadis yang diriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w. semuanya dengan jelas menyatakan perempuan dalam bentuk tunggal atau jamak dan tidak ada yang menyebutkan Hawa secara khusus. Jelasnya, para pentafsir  menyangka wanita dalam hadis tersebut adalah Hawa tanpa berdasarkan kepada nas yang lain yang menentukan makna yang dikehendaki oleh Rasulullah s.a.w. itu.

3. Kesilapan Memahami Kata Sendi Nama Min من

Walaupun perkataan min itu memberi erti “daripada”, “punca sesuatu perkara” atau “sebahagian”, kata sendi nama min juga mempunyai makna lain seperti “untuk menyatakan sebab” dan “menyatakan jenis sesuatu perkara”. Oleh itu, pemakaian huruf ini dalam bahasa Arab adalah luas dan tidak semestinya terikat dengan satu makna sahaja. (lihat, Ibn Hisyam, Mughni al-Labib, jil. 1, hal. 319)

Abu Muslim al-Asfahani mengatakan, maksud menciptakan daripadanya pasangannya ialah menciptakannya dari jenisnya. (lihat Hasyiah Zadah `Ala al-Baidhawi) Ini seperti ayat-ayat al-Quran berikut:

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir. (Surah al-Rum: 21)

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Dialah yang menciptakan langit dan bumi; Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan dari jenis binatang-binatang ternak pasangan-pasangan (bagi bintang-binatang itu); dengan jalan yang demikian dikembangkanNya (zuriat keturunan) kamu semua. Tiada sesuatupun yang sebanding dengan (ZatNya, sifat-sifatNya dan pentadbiranNya) dan Dialah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Melihat. (Surah al-Syura: 11)

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ

Dan Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagi kamu daripada pasangan-pasangan kamu anak-anak dan cucu dan memberikan rezki kepada kamu daripada benda-benda yang baik. (Surah al-Nahl: 72)

Ayat-ayat ini tidak boleh difahami sebagai isteri-isteri kita itu diciptakan daripada diri atau jasad kita tetapi mestilah difahami sebagai “mereka itu dari jenis yang sama dengan kita”.
  
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rasul dari jenis kamu, yang amat berat baginya kesusahan kamu, sangat berharap akan keimanan kamu dan sangat kasih serta menyayangi kepada orang-orang yang beriman. (Surah al-Taubah:128)

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sesungguhnya Allah s.w.t. telah memberikan kurniaan yang besar kepada orang-orang yang beriman ketika Dia mengutuskan seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan Kitab dan Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu berada di dalam kesesatan yang nyata. (Surah Ali Imran: 164.)

Kedua-dua ayat ini dengan jelasnya menyebutkan Rasulullah s.a.w. yang diutuskan kepada kita adalah dari kalangan manusia yang sama seperti kita bukan dari kalangan makhluk yang lain seperti malaikat.

Dengan itu, hadis ini ditafsirkan sebagai sifat dan perasaan perempuan itu daripada jenis yang mudah bengkok.

عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا، فإنهن خلقن من ضلع، وإن أعوج شيء في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وأن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء خيرا .

Sesiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah menyakiti jirannya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya, jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah pesanan supaya menjaga wanita-wanita dengan baik. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 4890)

عن أبي هريرة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: المرأة كالضلع، إن أقمتها كسرتها.

Perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadis riwayat al-Bukhari4889).

Hadis ini telah dikemukakan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab al-Nikah bab berlembut dengan wanita. Tujuan al-Bukhari mengemukakan hadis ini ialah untuk menyatakan sifat fitrah wanita bukannya hakikat kejadian mereka. Apakah tubuh atau jasad wanita akan mudah patah apabila dikasari oleh orang lain? Tentu sekali tidak.

عن أبي هريرة. قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن المرأة كالضلع. إذا ذهبت تقيمها كسرتها.

Sesungguhnya perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadis riwayat Muslim no: 1468.)

Hadis ini lebih jelas lagi menyatakan sifat perempuan itu seperti tulang rusuk bukan diciptakan daripada tulang rusuk. Penggunakan partikel kaf  ك ini bagi menyatakan persamaan antara perempuan dan tulang rusuk. Sementara ayat yang kedua merupakan sudut persamaan antara kedua-duanya.

Kecenderungan Imam al-Bukhari ketika membuat Tarjamatul Bab di dalam Sahihnya, iaitu:

باب: المداراة مع النساء، وقول النبي صلى الله عليه وسلم: (إنما المرأة كالضلع .

Bab berlembut dengan wanita dan Sabda Nabi s.a.w.: Sebenarnya perempuan itu seperti tulang rusuk.

Dengan membuat tajuk begini Imam al-Bukhari tidaklah berpendapat bahawa Hawa itu dijadikan daripada tulang rusuk kiri  Nabi Adam.

Begitu juga di dalam al-Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari mengemukakan riwayat:

إن المرأة ضلع , وإنك إن تريد أن تقيمها تكسرها

Sesungguhnya perempuan itu tulang rusuk. Jika kamu mahu untuk meluruskannya maka kamu akan mematahkannya. (al-Adab al-Mufrad, no: 747)

Apakah hadis ini menyatakan hakikat perempuan itu sebenarnya tulang rusuk? Tentu sekali  tidak. Hadis ini merupakah satu bentuk tasybih atau perumpamaan yang mempunyai nilai balaghah atau retorik yang tinggi di mana perkataan yang menyatakan persamaan tidak digunakan begitu juga sudut keserupaan tidak disertakan. Ayat yang kedua boleh juga dikatakan sebagai bukti bahawa perkataan tulang rusuk tidak difahami secara harfiah.


Sokongan Kepada Penafsiran Ini

Penafsiran min bukan dengan makna punca atau asal-usul sesuatu adalah sesuai hadis berikut:

عن أبي قلابة، عن أنس رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في سفر، وكان غلام يحدو بهن يقال له أنجشة، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: (رويدك يا أنجشة سوقك بالقوارير). قال أبو قلابة: يعني النساء.

Daripada Abu Qilabah daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah s.a.w. berada dalam satu perjalanan. Ada seorang budak yang dikenali dengan Anjisyah menarik unta yang ditunggangi oleh wanita-wanita. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Anjisyah! Perlahankanlah kerana yang kamu tarik itu ialah botol-botol kaca. Perawi, Abu Qilabah, berkata: Maksudnya ialah wanita-wanita. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 5857.)

Rasulullah s.a.w. menggambarkan wanita sebagai golongan yang lembut dari segi perwatakan dan cukup sensitif. Baginda menyebutkan wanita seperti botol-botol kaca yang mudah pecah jika tidak dijaga dan diberi perhatian.


Kesimpulan

Hadis ini perlu difahami secara balaghah iaitu berdasarkan retorik bahasa Arab. Rasulullah s.a.w. menyampaikan pesanan ini dalam bentuk tasybih (perumpamaan) supaya maksud pesanan difahami dengan lebih mendalam. Tegasnya, supaya pendengar lebih peka dan prihatin bukan memberi perhatian kepada makna harfiah. Rasulullah s.a.w. membuat perumpamaan wanita seperti tulang rusuk bukan bermaksud untuk merendahkan kedudukan mereka tetapi sebagai peringatan kepada kaum lelaki supaya memberi perhatian kepada mereka, melayani mereka dengan baik, mendidik dan menjaga hati mereka. Sama seperti lelaki, wanita sama-sama berperanan untuk menegakkan agama dan menguruskan hal ehwal kehidupan.

Dengan pemahaman yang betul tentang hadis-hadis ini maka tertolaklah anggapan bahawa wanita adalah dari kelas kedua  kerana kononnya dijadikan daripada orang lelaki iaitu Adam.



sumber : http://www.darulkautsar.net/article.php?ArticleID=367
»»  Baca Selengkapnya...