Ketika ajal menghampiri ku
Karya: Euis Purwanti & Heni
Febriyani
Musim
panas merupakan ujian yang sangat berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap
mempertahankan pakaian kesopanannya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya
menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan
leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.
Dalam
sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria. Di sebuah
mikrobus, ada seorang perempuan muda bepakaian kurang layak untuk
dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk di
ujung kursi dekat dengan pintu keluar. Tentu saja dengan cara berpakaian
seperti itu mengundang “perhatian” kalau bisa di bahaskan sebagai keprihatinan
sosial.Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk di sampingnya
mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya sesuatu yang tidak baik untuk
dirinya. Di samping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma
kesopanan. Orang tua itu berbicara dengan hati-hati dan pelan-pelan,
sebagaimana seorang bapak berbicara terhadap anaknya.Apa respon perumpuan muda
tersebut? Rupanya dia tersinggung dengan perkataan bapak tadi, lalu dia
mengekspresikan kemarahannya karena ia merasa hak privasinya terusik. Baginya
hak berpakaian merupakan hak prerogatif seseorang.
“Jikalau
bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, satu tempat di neraka Tuhan
bapak !!!”
Sebuah
respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristigfar
mendengar respon perumpuan muda itu.ia terus menggumamkan kalimat-kalimat
Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, mereka pun
terdiam.
Detik-detik
berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelehan dan
terlelep dalam mimpi, tak terkecuali perumpuan muda tadi.
Lalu
sampailah perjalanan dipenghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus
Alexandria. Kini semua penumpang
bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perumpuan muda tersebut
yang terlihat masih tidur, karena posisi tidurnya berdekatan dengan pintu
keluar.
“Bangunkan
saja !!” kata seorang perumpuan.
“iya.
Bangunkan saja !!” teriak penumpang lain.Gadis itu tetap bungkam, tak
bergeming.
Salah
seorang penumpang lain yang tadi duduk berdekatan dengan si gadis mencoba
untuk menggerak-gerakan tubuh si gadis
agar posisinya berpindah. Namun, astagfirullah ! apa yang terjadi? Perumpuan
muda tersebut bener-bener tak sadar lagi. Ia menemui ajalnya dalam memesan
neraka.
Kontan
seisi mikro bus berucap istigfar, kalimat tauhid serta mengumandangkan kalimat
Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula
yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata di pipinya.
Sebuah
akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menentang Tuhan. Seandainya tiap
orang menyadari hidupnya dapat berakhir setiap saat. Seandainya tiap orang
takut bertemu Tuhannya dalam keadaan buruk. Seandainya tiap orang mengetahui
kemurkaan Allah. Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus
dibimbimg-Nya. Allah akan dekat dengan orang-orang yang selalu berusaha
mendekatkan diri dengan-Nya.Dan mereka yang terlena dalam kenikmatan duniawi
seharusnya segera sadar, selagi Allah
masih memberikan kesempatan.
Apakah booking tempatnya terpenuhi di dalam sana??
Wallahu a’lam